Imam Hadits Yang Tergabung Dalam Kutubus Sittah - Imam Hadits Yang Tergabung Dalam Kutubus Sittah
Imam Hadits Yang Tergabung Dalam Kutubus Sittah
1. Al-Bukhari
(194 H/810 M-256 H/870 M)
Nama
Al-Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin ismai’il bin Ibrahim bin Bardizbah
Al-Yafi’i Al-Bukhari. Beliau dilahirkan pada hari Jumat, 13 Syawal 194 H (810 M
) di sebuah kota bernama Bukhara. Beliau mulai belajar hadis sejak di bawah
usia 10 tahun pada tahun 210 H. Pada waktu remaja, ia bermukim di Madinah dan
menyusun kitab Tarikh Al-Khabir.
Beliaulah yang pertama kali menghimpun hadis shahih ke dalam sebuah buku yang
diberi nama Al-Jami Ash-Shahih li Al-Bukhari. Buku ini ditulis selama 16 tahun yang beliau
dengar lebih dari 70.000 perawi melalui penelitian yang tekun dan berhati-hati
kemudian diajukan ke hadapan para gurunya. Buku hadis ini menurut sebagian para
ulama berisikan 7.397 buah hadis shahih, memasukkan hadis yang berulang-ulang
atau 2.067 buah hadis shahih tanpa berulang-ulang.[1]
Kitab Al-Jami ini diberikan banyak syarah oleh para ulama mencapai 82
kitab syarah. Kemudian, kitab ini
diterima oleh para ulama secara aklamasi di setiap masa. Beliau meninggal dunia
1 Syawal 256 H/31 Agustus 870 M pada hari Jumat malam Sabtu malam Hari Raya
Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari di Samarkand.
2. Muslim
(204 H/820 M-261 H/875 M)
Nama
lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Quraysyi An-Naysaburi.
Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H/840 M, yaitu kota kecil yang
terletak di negara Iran. Sejak kecil beliau belajar hadis ke beberapa guru. Di
antara buku hadis yang beliau tulis adalah Shahih
Muslim berisikan 4.000 hadis yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000
buah hadis yang dihtung secara berulang, atau pendapat lain sebanyak 7.275 buah
hadis secara terulang-ulang.[2]
Menurut Fuad Abdul Baqi sebanyak 3.033 buah hadis tanpa diulang. Buku itu
disusun selama 12 tahun. Ulama Maghribi berpendapat Shahih Muslim lebih unggul dalam hal sistematika, namun dalam
tingkat keshahihannya lebih tinggi Shahih
Al-Bukhari. Ibnu Ash-Shalah mengatakan bahwa persyaratan Muslim dalam kitab
Shahih-nya adalah sebagai berikut.
a. Hadis
itu bersambung sanad-nya.
b. Hadis
itu diriwayatkan oleh kepercayaan (tsiqah)
dari generasi permulaan sampai akhir.
c. Terhindar
dari syadzdz dan illah.
Persyaratan di atas
sama juga dipergunakan oleh Al-Bukhari, hanya apa yang dimaksud dengan
bersambung sanad ada sedikit perbedaan. Menurut Al-Bukhari, seorang perawi
harus benar-benar bertemu dengan pemberi hadis, kendati hanya sekali. Sementara
menurut Imam Muslim, asal mereka itu semasa sudah dinilai bersambung sanad-nya. Beliau meninggal di Naisabur
pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55 tahun.
3. Abu
Dawud (202 H/817 M-275 H/889 M)
Nama
lengkapnya Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Ishaq As-Sijistani. Sijistan
suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afganistan, tempat kelahiran beliau
pada tahun 202 H/817 M. Sama halnya Al-Bukhari dan Muslim beliau juga berkelana
dan berkeliling mencari ilmu dan berguru hadis dari beberapa ulama hadis.
Diantara karyanya Sunan Abi Dawud yang beliau perlihatkan ke hadapan Imam
Ahmad. Dengan bangga Imam Ahmad memujinya. Buku ini berisikan 5.274 buah hadis
secara berulang-ulang yang disaring dan teliti sebanyak 500.000, hadis kemudian
diseleksi lagi menjadi 4.800 buah hadis.[3]
Abu Dawud tidak hanya sebagai seorang perawi, penghimpun dan penyusun hadis,
tetapi juga sebagai seorang ahli hukum yang handal dan kritikus hadis yang
baik.[4]
Dalam sejarah hidupnya beliau bermukim di Bashrah dan mengajarkan hadis kepada
umat Islam sampai meninggal pada tanggal 16 Syawal 275 H/ 889 M.
4. At-Tirmidzi
(200 H/824 M-279 H/892 M)
Nama
lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah dilahirkan di Tirmidz.
Comments
Post a Comment