Makalah Konseling Klinikal - Makalah Konseling Klinikal



Mengapa metode konseling klinikal diperlukan?
Metode dalam pengertian harfiyah, adalah "jalan yang harus dilalui" untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Namun pengertian hakiki dari metode tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan pergedungan di mana proses kegiatan bimbingan berlangsung, bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri adalah termasuk metode juga dan sarana non fisik seperti kurikulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan dan cara-cara pendekatan dan pemahaman terhadap sasaran metode seperti wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri dan lain sebagainya (Prof. H.M. Arifin, M.ed. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, Hal. 196).
Karena konseling klinikal adalah merupakan kerangka acuan kerja, yang mendasarkan pada kosep bahwa konselor bukan semata-mata penata dan pelaksana tes, tetapi dia juga bekerja menghadapi individu sebagai pribadi seutuhnya. Bahwa konseling klinikal didasari pada pandangan tertentu tentang hakikat manusia (Sumber: Drs.Dewa Ketut Sukardi, pengantar pelaksanaan program BK di sekolah, hal 142).
Banyak teori konseling dan terapy saat ini berkembang luas. Bukan hanya pada lingkungan pendidikan namun sudah merambah pada lingkungan global. Pada bidang kesehatan misalnya konseling terapi banyak digunakan untuk memulihkan kesehatan para pasien pasca operasi dan trauma. Untuk konseling massal yang praktiknya digabungkan dengan kegiatan olah raga dapat dilakukan dengan teori social emotive freedoom teraphy (SEFT) dengan gerakan bebas dilapangan terbuka. Itulah sebabnya industri pada olah raga massal saat ini kita sering menemukan di area terbuka kegiatan senam berbasis penyembuhan.
Adapun langkah-langkah dalam konseling klinikal yaitu:
Pertama, Analisis. Langkah analisis adalah merupakan langkah untuk memahami kehidupan individu, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Kegiatan pengumpulan data dimaksud adalah berkenaan dengan bakat, minat, motof-motif, kehidupan emosional serta karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri dari individu. Alat-alat yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data dalam rangka langkah analisis ini, diantaranya: Kartu pribadi / commulative record, Nilai rapor, Hasil pemeriksaan psikologis, Catatan anekdot, Biografi, Pedoman wawancara, dan Pedoman observasi.
Sedangkankan sumber-sumber data yang bisa dipakai dalam mengumpulkan data dalam rangka analisis, di antaranya: Siswa bersangkutan, Teman siswa, Guru mata pelajaran, Wali kelas, Kepala sekolah, Orang tua / wali siswa, Pegawai sekolah, Petugas bimbingan dan konseling, Buku rapor, Daftar absen siswa, Catatan anekdot, Observasi langsung, Hasil angket, dan lain-lain.
Kedua, Sintesis. Sintesis adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis konselor mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala atau keluhan-keluhan siswa, serta hal-hal yang melatar belakangi masalah siswa. Rangkuman data haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
Ketiga, Diagnosis. Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini meliputi proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan, dan kelemahan siswa. Dalam proses penafsiran data dalam kaitannya dengan perkiraan penyeba masalah konselor / pembimbing harus menentukan penyebab masalah yang paling mendekati kebenaran atau menghubungkan sebab-akibat yang paling logis dan rasional. Inti masalah yang diidentifikasi oleh konselor atau pembimbing dalam langkah diagnosis mungkin saja lebih dari satu.
Keempat, Prognosis. Prognosis yaitu langkah meramalkan akibat yang mungkin timbul dari masalah itu dan menunjukan perbuatan-perbuatan yang dapat dipilih.Atau dengan kata lain prognosis adalah suatu langkah mengenai alternatif bantuan yang dapat atau mungkin diberikan kepada siswa sesui dengan masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditemukan dalam rangka diagnosis.
Kelima, Konseling atau treatment. Langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang berupa inti pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: menciptakan hubungan yang baik antara konselor dan klien, menafsirkan data, memberikan berbagai imformasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama klien. Konselor harus selalu ingat bahwa memberikan bantuan melalui hubungan konseling tidaklah selalu terpaku dengan sala satu teknik atau pendekatan konseling, karena pada kenyataannya tidaklah ada sala satu teknik atau pendekatan yang baku berlaku bagi semua klien. Setiap teknik atau pendekatan mungkin hanya dapat diterapkan kepada klien / siswa yang menghadapi masalah khusus (Sumber: http://miharjauin.blogspot.co.id/2010/03/teori-konseling-klinikal.html)
Hal-hal yang mungkin bisa dilakukan oleh konselor untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalahnya melalui konseling klinikal, di antaranya: (a) Memperkuat komformitas, (b) Mengubah lingkungan, (c) memilih lingkungan yang memadai, (d) Mempelajari keterampilan yang diperlukan, (e) Mengubah sikap.
Konseling klinikal kini berkembang pada bidang kesehatan seperti klinik-klinik pasca trauma dilingkungan rumah sakit jiwa (RSJ) atau therapy kesehatan pasca penyembuhan pasien. Tidak menutup kemungkinan konseling klinikal juga akan merambah bidang ekonomi, hukum, politik dan jajaran kepolisian. (Sumber: http://smpn11kotajambi.blogspot.co.id/2013/01/konseling-klinikal-dan-mengasah.html)
Tonggak yang telah dipancangkan oleh Frank Parson ini adalah merupakan sebagai landasan ilmiah dari studi Paterson dalam rangka mengembangkan alat ukur objektif yang mempunyai tujuan mengetahui kemampuan dan kecakapan yang dimiliki oleh individu.
Berdasarkan uraian diatas secara terperinci pandangan tentang hakikat manusia dalam konseling klinikal adalah diuraikan sebagai berikut:
a.       Pada hakikatnya manusia berusaha untuk menjadikan dirinya sendiri.
b.      Manusia secara potensi memiliki kecenderungan yang negatif.
c.      Hakikat dari kehidupan yang baik dan kesempurnaan pribadi adalah dengan cara mengembangkan diri yang dilandasi penuh rasa kasih sayang.
d.      Manusia haruslah berusaha untuk menemukan dirinya sendiri.
e.      Manusia haruslah berusaha untuk menciptakan hubungan baik antara dirinya dan lingkungannya.
f.       Kepribadian seseorang merupakan suatu bentuk kesatuan dari berbagai potensi yang melahirkan tingkah laku yang teratur dan terarah.
g.      Manusia memiliki kepribadian yang unik.
h.      Manusia mencapai kesempurnaan diri yang bersumber pada perbedaan pola kecakapan dan potensi yang dimilikinya.
Oleh karena maksud dari konsep dasar ini adalah mengembangkan pendekatan empiris dalam konseling dengan cara menyajikan hubungan nyata antara karakteristik klien dengan jenis pekerjaan dan pendidikan. Sehingga konseling klinikal / trait & factor berpegang pada pandangan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri dari hasil tes psikologis yang mengukur masing masing dimensi kepribadian, dan menggunakan tes psikologis itu untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri ciri dimensi atau aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi (Sumber: https://ariskfiles.blogspot.co.id/2010/07/konseling-klinikal.html).
Maka dari itu konseling klinikal digunakan alat ukur objektif, apakah itu berupa tes maupun non-tes sebagai alat utama. Di dalam konseling klinikal ini hubungan antara konselor dan klien haruslah bersifat kemanusiaan. Masalah manusia sifatnya berkembang dan merupakan hasil konflik dengan lingkungannya, maka dari itu klien harus belajar menggunakan pemecahan masalah yang berorientasi kepada kenyataan yang objektif.
Frank Parson (1909) menekankan kepada tiga aspek penting diantaranya, ialah:
(1). Pemahaman yang jelas tentang potensi – potensi yang dimiliki individu termasuk di dalamnyaialah tentang bakat, minat, kecakapan, kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahannya,
(2). Pengetahuan tentang syarat, kondisi, kesempatan, dan tentang prospek dari berbagai jenis  pekerjaan atau jabatan atau karier,
(3). Penyesuaian yang tepat antara kedua aspek tersebut.




Comments

Popular posts from this blog

Rekayasa Sosial Adalah - Rekayasa Sosial Contohnya Di Indonesia - Rekayasa Sosial Dalam Perspektif Dakwah

Karya Wisata Adalah - Karya Wisata Menurut Para Ahli

Kriteria Observasi Yang Baik - Kriteria Observasi Yang Baik