Manfaat Karya Wisata Bagi Siswa - Manfaat Karya Wisata Bagi Siswa


Pemanfaatan Karyawisata sebagai Media Pembelajaran
Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran, misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar, sekaligus juga rekreasi yang mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau catur wulan, dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama, serta dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
Pada umumnya, alasan pemaikaian metode dan sekaligus media karyawisata ialah karena obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas dan hanya dapat dipelajari di tempat di mana obyek itu berada. Sebab-sebabnya adalah antara lain:
1.    Objeknya terlalu besar.
Misalnya di dekat sekolah sedang diadakan perbaikan jalan di mana digunakan sebuah mesin giling. Tentunya mesin giling ini tidak akan dapat dibawa ke dalam kelas karena terlampau besar. Walaupun demikian murid-murid harus mengetahui bagaimana kerja sebuah mesin giling yang tugasnya meratakan jalan yang telah ditaburi batu-batu dan dilapisi aspal serta pasir itu. Agar murid-murid mengetahui cara kerja dan manfaat mesin giling itu, guru membawa murid-murid ke luar kelas, ke tempat dimana mesin giling itu sedang dipergunakan.
2.    Obyeknya akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkandari tempatnya.
Misalnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di mana akan mengajarkan dan memperlihatkan tanaman yang dinamai “puteri malu”. Tanaman ini jika tersentuh sedikit saja akan segera menutup atau mengatupkan daun-daunnya sehingga tidak dapat lagi dilihat bagaimana tanaman itu sesungguhnya jika daun-daunnya sedang terbuka. Oleh karena itu, agar keasliannya dapat diamati dengan baik, murid-murid harus dibawa ke kebun, tegalan atau lapangan di mana tanaman “puteri malu” itu tumbuh.
3.    Obyeknya terlampau berat.
Hal ini sama dengan yang telah diuraikan dalam contoh pertama yaitu mengenai mesin giling. Karena beratnya tentu saja mesin giling itu tidak akan dapat diminta untuk dimasukkan ke dalam halaman sekolah karena halaman akan rusak. Jika akan dibawa ke dalam kelas, tentu itu semua tidak mungkin dikerjakan. Dengan demikian tentunya lebih baik mambawa murid-murid ke mesin giling tadi daripada membawa mesin giling itu ke sekolah.
4.    Obyeknya berbahaya jika dibawa ke kelas.
Misalnya guru akan mengajarkan jenis-jenis binatang buas. Tentunya guru tidak akan dapat membawa harimau dan singa ke kelas, karena seandainya hal itu dapat dilakukan, tetap faktor keamanannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Binatang-binatang itu terlalu buas untuk dibawa begitu saja ke tempat-tempat umum. Dengan demikian, cara yang sebaik-baiknya ialah dengan membawa murid-murid ke kebun binatang dimana harimau dan singa itu dapat diamati murid-murid tanpa membahayakan keselamatan mereka.
5.    Obyeknya hanya terdapat di suatu tempat tertentu.
Misalnya pada suatu ketika diberitahukan dalam surat kabar bahwa di Kebun Raya Bogor telah berkembang apa yang disebut Bunga Bangkai Raksasa. Bunga itu tidak dapat dan tentu tidak boleh diangkut ke tempat lain. Oleh karena itu, jika guru bermaksud memperkenalkan bunga raksasa tersebut kepada murid-murid, maka jalan satu-satunya ialah berkaryawisata ke Kebun Raya Bogor karena hanya di sanalah pada waktu itu terdapat bunga tersebut.
Karyawisata mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.    Memberi pengalaman-pengalaman langsung. Anak belajar dengan menggunakan segala macam alat indera. Satu karyawisata lebih berharga daripada seratus gambar.
2.    Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada.
3.    Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu.
4.    Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat.
5.    Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat.
Setiap karyawisata harus direncanakan dengan cermat. Tanpa persiapan usaha itu pasti gagal. Karyawisata biasanya dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.    Membangkitkan minat untuk suatu unit yang akan dilakukan.
2.    Mengumpulkan bahan mengenai suatu masalah.
3.    Sebagai kegiatan kulminasi suatu unit.
Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Biasanya karyawisata dilakukan dalam rangka mempelajari sesuatu bagian mata pelajaran. Sebenarnya satu kali karyawisata bisa digunakan untuk macam-macam pelajaran. Satu objek karyawisata yang samapun bisa dijadikan tujuan yang berbeda-beda dari bermacam-macam mata pelajaran.
Sebelum menentukan tempat yang akan dijadikan obyek karyawisata, kita menelaah dahulu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai. Selanjutnya dipertimbangkan apakah karyawisata ke tempat tujuan itu dapat tercapai dengan efektif. Jika setelah dipertimbangkan bahwa obyek karyawisata itu menemui tujuan yang diharapkan tercapai, barulah kita menentukan tempat itu akan dijadikan obyek karyawisata.
Agar pelaksanaan karyawisata dapat efektif, maka perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Masa persiapan/perencanaan
a.    Merumuskan dan menjelaskan tujuan karyawisata.
Anak-anak harus semua mengetahui apa sebab mereka pergi dan apa yang diharapkan dari masing-masing. Mereka harus melihat hubungan karyawisata dengan masalah yang mereka hadapi.
b.    Menyuruh murid-murid lebih dahulu mempelajari serba sesuatu mengenai apa yang akan dikunjungi itu.
c.    Menyediakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban sebagai hasil karyawisata itu.
d.   Menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan karyawisata itu.
1)      Meminta izin dari obyek yang akan dikunjungi.
2)      Mengunjungi objek itu lebih dahulu agar dapat mengadakan perencanaan yang teliti.
3)      Mengadakan pembicaraan dengan orang-orang yang diminta bantuannya.
4)      Mengurus soal keuangan, pengankutan, usaha menjamin keselamatan anak dan sebagainya.
5)      Meminta surat izin dari orang tua murid.
6)      Membuat rencana tertulis tentang karyawisata, beserta rencana waktu, tempat yang dikunjungi dan daftar nma-nama murid. Salinannya diberikan kepada kepala sekolah.
2.    Masa pelaksanaan karyawisata
a.    Periksa surat-surat orang tua, jumlah murid berdasarkan daftar nama-nama murid.
b.    Pelihara ketertiban selama karyawisata. Sebaiknya anak-anak sendiri mendiskusikan peraturan-peraturan selama karyawisata itu.
c.    Laksanakan karyawisata itu menurut waktu yang telah direncanakan.
d.   Bawa semua anak-anak kembali ke sekolah. Periksa apakah semua anak hadir. Sekali-kali jangan bolehkan anak-anak pulang sendiri ke rumah dari tempat obyek yang dikunjungi.
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing supaya waktunya lebih hemat. Catatlah semua informasi yang diperoleh dari penjelasan tersebut. setelah informasi diberikan oleh petugas, para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang dipelajari. Dalam proses ini petugas memberi penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal lain sesuai dengan objek yang dipelajari. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
3.    Masa kembali dari karyawisata
a.    Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karyawisata itu.
b.    Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh.
c.    Tindak lanjut dari hasil karyawisata seperti; membuat grafik, gambar, model-model, diagram, alat-alat lain dan sebagainya.
Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, di samping menyimpulkan materi yang telah diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya.


[1]Nana Sudjana dan Ahmad Rival, Op. Cit., hlm. 210
[2]Jusuf Djajadisastra, Op. Cit., hlm. 10-12
[3]S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. IV, hlm. 133-134
[4]Nana Sudjana dan Ahmad Rival, Op. Cit., hlm. 210
[5]Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. V, hlm. 62
[6]S. Nasution, Op. Cit.,hlm. 134-135.
[7]Nana Sudjana dan Ahmad Rival, Op. Cit., hlm. 216.
[8]Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. VII, hlm. 86-87.
[9]Nana Sudjana dan Ahmad Rival, Op. Cit., hlm. 216-217.

Comments

Popular posts from this blog

Rekayasa Sosial Adalah - Rekayasa Sosial Contohnya Di Indonesia - Rekayasa Sosial Dalam Perspektif Dakwah

Karya Wisata Adalah - Karya Wisata Menurut Para Ahli

Kriteria Observasi Yang Baik - Kriteria Observasi Yang Baik