Persiapan Mental Pidato - Persiapan Mental Pidato
2.1 Persiapan Mental
Yang dimaksud
dengan persiapan mental (kejiwaan) adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sehingga melahirkan perasaan mampu
untuk berbicara di hadapan forum (umum). Persiapan mental harus dilakukan,
terutama bagi seorang komunikator yang baru memulai pekerjaan sebagai
penceramah/pembicara atau bagi seseorang yang ragu-ragu menyampaikan suatu
topik pembicaraan sesuai dengan permintaan panitian acara.
Seorang yang
tidak melaksanakan persiapan
mental untukberbicara di hadapan orang lain. Biasanya akan mengalami berbagai akibat,
seperti: demam panggung, cemas, khawaitir, ragu-ragu, kahilangan materi bahkan kehilangan suara dan semangat.
1) Meningkatkan keimanan terhadap Tuhan
Yang MahaEsa;
2) Meningkatkan akhlak;
3) Melakukan
dialog dengan diri sendiri.
2.2 Sikap Sebelum, Sedang, dan Sesudah Pidato
Seperti telah di singgung dimuka, ada dua persaratan mutlak bagi seorang yang akan muncul dalam mimbar atau forum untuk berpidato. Syarat yang pertamaa dalah yang dinamakan Source credibility atau kredibilitas sumber, yang kedua adalah Source atraktictiveness atau daya tarik sumber.
a. Sebelum menuju mimbar
Sebelum naik mimbar, ketika akan menjadi
pusat perhatian hadirin, seorang mimbarwan sejak masih dirumah sudah memikirkan
pakaian apa yang akan dikenakannya. Akan janggal sekali apabila ia mengenakan kemeja
tangan pendek dihapan hadirin yang semuanya menggunakan pakaian resmi.
Sikap simpati sudah harus ditunjukan
ketika ia berada ditenggah pertemuan sebelum naik mimbar. Sikap simpati tidak selalu
berarti mengobral senyum, tetapi muka kecut, harus dibuang sama sekali, wajar sekali. Bila pembawa acara mempersilahkan naik mimbar,
maka saat itu si mimbarwan menjadi pusat perhatian seluruh hadirin, sejak berdiri sampai duduk lagi nanti.
b. Cara bersikap di mimbar
Sejak berdiri
di mimbar, si mimbarwan akan menghadapi tatapan mata hadirin yang seluruhnya memandang
kepadanya bagi seorang yang sudah terbiasa berpidato tatapan seperti itu tidak berpengaruh
apa-apa. Tetapi bagi seseorang yang jarang berpidato apalagi baru pertama kali sorotan mata hadirin membuatnya gugup, gemetar dan gentar. Hingga demam panggung.
c. Saat meninggalkan mimbar
Saat meninggalkan mimbar seorang mimbarwan dituntut untuk meninggalkan kesan yang baik, berpidato haruslah di akhiri dengan mengucap salam.
Seorang mimbarwan tidak boleh meninggalkan mimbar atau podium dengan terburu-buru.
2.3 Rasa Takut(Demam Panggung) dan
Cemas Sebelum Berpidato
Banyak orang merasa takut, cemas, bahkan gemetar sebelum tampil untuk
berpidato atau membuat pertunjukkan di depan pubik. Tanda tanda dari perasaan
cemas ini misalnya lutut gemetar, jantung berdebar lebih keras, berkeringat,
tangan gemetar, muka jadi merah, tangan berkeringat, mulut menjadi kering,
kurang konsentrasi, dan perasaan fisik dan psikis yang melumpuhkan.
Rasa takut dan cemas tidak bisa dilenyapkan sama sekali, sama halnya
cinta yang murni tidak bisa tanpa sedikit perasaan curiga. Soorang yang pandai
berbicara dapat mengurangi rasa cemas dan takut itu, sehingga tidak lagi
menjadi beban yang melumpuhkan, namun sebagai aba-aba supaya orang bisa
mencapai hasil yang lebih baik. Bila orang sama sekali tidak memiliki rasa
cemas dan takut, maka mudah sekali ia akan menjadi sombong, tanpa perasaan, terlalu
menganggap diri hebat; ia juga akan kurang mempedulikan situasi dan kebutuhan
pendengar/publiknya, dan justru disanalah terletak bahaya kegagalan dalam
berpidato.
a. Membina kontak mata dengan pendengar sebagai feedback
b. Mengembangkan aktivitas dari/pada mimbar
c. Jangan melambungkan tujuan terlalu tinggi
d. Menganggap pendengar sebagai kawan, bukan lawan
e. Disamping itu, pikirlah bahwa anda pasti tidak akan bisa memuaskan semua
orang
f. Tugasmu ini harus dianggap sebagai kesempatan untuk membuktikan dari dan
bukan ujian atau percobaan
g. Kalau toh ada kegagalan, maka anggaplah tidak terlalu tragis. Anda tidak
akan hancur dengan satu kegagalan itu!
h. Kegagalan hendaknya dianggap sebagai kemenangan yang tertunda
i.
Berusahalah untuk menenangkan diri dan
batin,lewat pernapasan yang baik
j.
Pilihlah tema yang baik dan tepat bagi
pendengar
k. Gunakanlah media yang tepat
l.
Perhatikanlah pendengar-pendengar yang
dengan penuh perhatian mengikuti pidato/ceramah anda, terutama mereka yag
mengangguk-angguk
m. Bacalah dengan suara keras dan jelas, supaya anda bisa mendengar suara
sendiri
n. Pendengar tidak menantang anda! Mereka datang hanya untuk mendengar
ceramah anda ! Kalau tidak, mereka tidak hadir didalam ruangan ini!
o. Ingatlah selalu kalimat ini: SAYA HARUS! SAYA MAU! SAYA SANGGUP!
p. Pepatah orang Cina memang tepat dalam hal ini: satu perjalanan yang
1000km jauhnya, mulai juga dengan langkah pertama.
q. Ingatlah bahwa segala keberhasilan di dalam hidup ini, selalu didahului
oleh rasa takut dan cemas
r.
Tenangkanlah dan lenturkanlah diri Anda
lewat latihan autogene dan sugesti pribadi
Comments
Post a Comment