Pengertian Sikap:Pengertian Sikap - Pengertian Sikap



2.1 Pengertian Sikap
Jalaludin menyebut sikap sebagai
a.       Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.
Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilku dengan cara-cara tertentu terhadap suatu objek.  Jadi sikap tidak dapat berdiri sendiri. Kalau kita mengatakan bahwa sikap kita positif, maka harus dijelaskan positif terhadap apa/siapa.
b.      Sikap memiliki daya pendorong/motivasi
Sikap bukanlah gudang ingatan. Sikap akan menetukan apa yang kita sukai, kita harapkan, kita inginkan dan kita setujui. Jika kita bersikap positif terhadap kemajuan, maka kita akan menyukai orang yang berpandangan maju, mengharapkan orang berpikiran maju, menginginkan lingkungan social, mendorong orang berpikiran maju dan menyetujui pandangan maju seseorang meski terdengar controversial dan berbeda dari arus besar jaman yang sedang berlangsung.
c.       Sikap lebih menetap
Sikap, apalagi sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Seberapapun hebatnya kampanye media yang dilakukan calon presiden di Amerika Serikat, ternyata seorang Republikan cenderung tetap memilih calon dari partai Republik, begitu juga yang mendukung partai Demokrat.
d.      Sikap mengandung aspek evaluative
Sikap ternyata memiliki nilai menyenangkan dan tidak menyenangkan. Artinya dalam sikap kita bisa memiliki rasa senang dan tidak terhadap sesuatu atau seseorang.
e.       Sikap timbul dari pengalaman
Sikap tidak kita bahwa dari lahir. Meski ada kecenderungan menetap, sikap bisa berubah sebagaimana juga bisa diperteguh terus menerus. Kesemuanya tergantung pada proses belajar social (social learning process) yang kita alami.
2.2 Karakteristik Sikap
Applebaum dan Anatol memberikan ciri atau karakteristik sikap:
a.       Sikap itu memiliki objek
b.      Sikap memiliki arah, derajat, dan intensitas
c.       Sikap itu dapat dipelajari
d.      Sikap stabil dan berjalan lama
2.3 Komponen Sikap
Selanjutnya Travers (1977), Gagne (1977) dan Cronbach (1977) menjelaskan bahwa sikap mengandung tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu:
1.      Komponen kognitif (keyakinan): yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu, seperti pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek.
2.      Komponen afektif (emosi/perasaan): yaitu proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipativdan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu.
3.      Komponen konatif (perilaku/tindakan): yaitu proses tendensi/kecenderungan untuk  berbuat sesuatu kepada objek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, dan menjauhkan diri. (Sobur 2003 & Ahmadi, 1999).
2.4 Proses Pembentukan Sikap
      Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sikap:
1.      Pengondisian Klasik (classical conditioning: learning based on association)
Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus/rangsang selalu diikuti oleh stimulus/rangsang yang lain, sehingga rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat bagi rangsang yang kedua. Lama-kelamaan, orang akan belajar jika stimulus pertama muncul, maka akan diikuti oleh stimulus kedua.
2.      Pengondisian instrumental (instrumental conditioning)
Proses pembejaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan diulang kembali. Sebaliknya, bila perilaku mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut tidak akan diulang lagi atau dihindari.
3.      Belajar melalui pengamatan (observational learning, learning by example)
Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku oranglain, kemudian dijadikan sebagai contoh untuk berperilaku serupa.
4.      Perbandingan Sosial (social comparison)
Proses pembelajaran dengan membandingkan oranglain untuk mengecek apakah pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar atau salah disebut perbandingan sosial. Kita cenderung menyamakan diri kita dengan mengambil ide-ide dan sikap-sikap mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005)
Dewi K. Sudarsono, System Manajemen Komunikasi, (Bandung: Refika Offset, 2014)|.
Sarlito W.Sarwono dan Eko A.Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012).

Comments

Popular posts from this blog

Rekayasa Sosial Adalah - Rekayasa Sosial Contohnya Di Indonesia - Rekayasa Sosial Dalam Perspektif Dakwah

Karya Wisata Adalah - Karya Wisata Menurut Para Ahli

Kriteria Observasi Yang Baik - Kriteria Observasi Yang Baik